Wednesday, June 13, 2012

RINGKASAN KEGIATAN SEMINAR


Seminar HIV AIDS
Judul seminar                    : aku tahu dan aku peduli
Tempat                                 :auditorium STP Trisakti
Hari/tanggal                       :rabu,13 juni 2012
Jam                                        :08.00-12.00
Pembicara                           : cahyo dari yayasan KAPETA (konselor)
                                                  Ari dari yayasan KAPETA(pembina)
                                                  Bella dari yayasan KAPETA(ODA)
                                                  Liviana dari universitas Indonesia(dosen psikologi)
Ringkasan materi seminar
Program VCT Online mautau.com dirancang untuk meredam dampak stigma yang melekat pada penyakit HIV- AIDS dan mendukung program pemerintah yaitu menahan laju epidemi HIV-AIDS dengan memungkinkan para klien untuk memeriksakan status HIV dirinya tanpa harus mengungkapkan identitasnya. Melalui sistim ini, konseling dalam rangka tes HIV (yang dikenal dengan istilah VCT -
Voluntary Counseling and Testing) dapat dilakukan secara online melalui chatting tertutup dengan Konselor mautau.com yang telah mendapatkan sertifikasi dari Depkes.

Seperti kita ketahui, dengan berkembangnya waktu, tak seorangpun kini aman dari HIV-AIDS. Penyakit yang belum ada obatnya itu bukan hanya mengancam kelompok- kelompok yang disebut berperilaku "berisiko" tetapi kita semua. Maka alangkah baiknya jika kita masing-masing mengetahui status HIV kita sendiri dan pasangan, sehingga kita turut berpartisipasi dalam upaya pencegahan dan penangggulangan HIV-AIDS di Indonesia, dengan harapan tidak terjadi "ledakan" di kemudian hari. HIV ialah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, virus yang menyebabkan penyakit AIDS.

 AIDS ialah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. Jika sistim kekebalan tubuh kita menjadi lemah dan lebih banyak sel-sel limfosit T kita yang dirusak oleh virus, maka tubuh kita tidak lagi mampu melawan infeksi. Di saat itulah kita akan menjadi sakit parah. Orang disebut menderita AIDS jika jumlah sel limfosit T nya sangat rendah dan menunjukkan gejala infeksi yang serius atau gejala penyakit infeksi oportunistik atau kanker tertentu akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang diakibatkan oleh infeksi HIV itu. AIDS merupakan stadium akhir dari infeksi HIV. AIDS pada umumnya berujung pada
kematian.


 Gejala HIV dan AIDS
Banyak orang tidak merasa berbeda setelah terinfeksi dengan HIV. Bahkan, banyak yang tidak mengalami gejala apa-apa selama bertahun-tahun. Maka tak sedikit orang yang tertular HIV tetapi tidak menyadarinya. Ada juga yang mengalami gejala flu yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu setelah terjadi penularan, namun yang biasanya terjadi ialah gejala seperti itu hilang setelah beberapa hari. Pada umumnya, orang yangterinfeksi HIV pada suatu saat akan mulai merasa sakit.
Pada saat jumlah sel limsofit T sudah sangat rendah, maka penderita menjadi rentan terhadap berbagai penyakit yang  bisa mengancam hidupnya. Misalnya, banyak penderita AIDS yang mengalami paru-paru basah yang mengakibatkan batuk parah dan kesulitan bernafas. Ada yang jaringan lymphanya membengkak, ada yang mengalami turun berat badan, demam yang kadang- kadang muncul, infeksi di dalam mulut, diare, atau merasa capai tanpa sebab secara terus menerus. Lambat laun, virus akan menyerang semua organ tubuh, termasuk mata, organ pencernaan, ginjal, paru-paru dan otak, sehingga penderita menjadi sulit berpikir dan menjadi pelupa. Ada juga yang terkena penyakit kanker kulit yang
langka

 Siapa Bisa Tertular HIV?
HIV tidak memilih korbannya. Artinya, semua orang bisa tertular HIV. Bahkan bayi bisa lahir dengan HIV jika ibunya HIV-positif. Tetapi ada hal-hal tertentu yang bisa meningkatkan risiko kita terkena HIV dan oleh karenanya perlu kita hindari, yaitu:
- Berhubungan sex (melalui vagina atau anus) ataupun melakukan sex oral tanpa menggunakan pengaman (kondom atau dam dari latex).
- Menyuntik narkoba dengan memakai jarum suntik bergantian dengan orang lain.
- Menerima transfusi darah yang terkontaminasi
- Menjalani tindakan medis, tattoo atau akupunktur

dengan menggunakan peralatan yang terkontaminasi. Ada satu hal lagi yang sangat berpotensi menularkan HIV kepada kita tetapi jarang sekali terpikirkan oleh kita, yaitu kemungkinan pasangan kita melakukan (pernah melakukan) perilaku berisiko. Bagaimana jika ia terkena HIV lalu menularkan virus maut itu kepada kita? Penelitian memang menunjukkan bahwa pemakaian kondom, terutama secara konsisten, lebih sulit dilakukan antar pasangan yang telah terikat dalam hubungan yang "serius" atau telah menikah. Di sinilah terjadi celah yang sangat rawan untuk masuknya HIV ke dalam kehidupan kita,
karena jarang terpikirkan oleh kita untuk mengetahui status HIV pasangan kita. Bahkan, seringkali, kita tidak tahu status HIV kita sendiri.  Hanya dengan melihat seseorang kita tidak bisa tahu apakah orang itu mengidap HIV atau tidak. Bahkan, seperti disebut di atas, kita bisa mengidap HIV tetapi kita sendiri
tidak mengetahuinya - sampai suatu saat kita menjadi sakit parah sehingga sudah dalam keadaan sangat
sulit ditolong. Satu-satunya cara kita bisa segera mengetahui status HIV kita ialah dengan melakukan Tes
HIV. Karena orang yang terkena HIV seringkali tidak menunjukkan gejala apa-apa, maka sangat penting kita menghindari melakukan sex tanpa pengaman dengan orang yang tidak kita ketahui status HIVnya.
HIV tidak bisa ditularkan melalui ciuman, pelukan, sentuhan, bersin, batuk atau sendok/garpu atau toilet
yang bekas dipakai oleh orang yang HIV-positif atau dengan melakukan olah raga bersama dengan orang yang HIV-positif. Belum ada penelitian yang membuktikan bahwa HIV bisa ditularkan melalui air liur, keringat atau air mata. Nyamuk atau serangga juga tidak bisa menularkan HIV.karna virus HIV memerlukan empat syarat untuk bisa menginfeksi
Persepsi  sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri. Kurangnya informasi yang diketahui tentang suatu penyakit seperti HIV AIDS yang membuat orang bertindak tidak peduli,mengganggap ODA sebagai stigma  dan menjauhinya karna ketakutan yang berlebihan , yang memengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi tersebut dibuat
Dukungan sosial  pada ODA seharusnya hadir dari  orang lain yang dapat membuat individu percaya bahwa dirinya dicintai, diperhatikan dan merupakan bagian dari kelompok sosial,
yaitu keluarga,rekan kerja dan teman dekat.  dukungan sosial juga dapat diartikan suatu bentuk tingkah laku yang menumbuhkan perasaan nyaman dan membuat individu percaya bahwa individu dihormati, dihargai, dicintai dan bahwa orang lain bersedia memberikan perhatian dan keamanan. Dukungan sosial merupakan cara untuk menunjukkan kasih sayang, kepedulian, dan penghargaan untuk orang lain. Individu yang menerima dukungan sosial akan merasa dirinya dicintai, dihargai, berharga, dan
merupakan bagian dari lingkungan sosialnya  maka ODA akan memiliki semangat untuk hidup Dukungan sosial diperoleh dari hasil interaksi individu dengan orang lain dalam lingkungan sosialnya, dan bisa berasal dari siapa saja, keluarga, pasangan (suami/istri), teman, maupun rekan kerja. Kenyamanan psikis maupun emosional yang diterima individu dari dukungan sosial akan dapat melindungi individu dari konsekuensi stres yang menimpanya . Berdasarkan pengertian di atas dukungan sosial dapat disimpulkan sebagai hadirnya seseorang untuk  menunjukkan atau memberikan kasih sayang, perhatian, penghargaan atau bantuan kepada orang lain. Bentuk-bentuk Dukungan Sosial, ada lima bentuk dukungan sosial,yaitu:
a. Dukungan emosional
Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang
bersangkutan. Dukungan emosional merupakan ekspresi dari afeksi, kepercayaan, perhatian, dan perasaan didengarkan. Kesediaan untuk mendengarkan keluhan seseorang akan memberikan dampak positif sebagai sarana pelepasan emosi, mengurangi kecemasan, membuat individu merasa nyaman, tenteram, diperhatikan, serta dicintai saat menghadapi berbagai tekanan dalam hidup mereka.
b. Dukungan penghargaan
Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan penghargaan yang positif untuk individu, dorongan maju
atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif individu dengan individu lain, seperti misalnya perbandingan dengan orang-orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya. Hal seperti ini dapat menambah penghargaan diri. Individu melalui interaksi dengan orang lain, akan dapat mengevaluasi dan mempertegas keyakinannya dengan membandingkan pendapat, sikap, keyakinan, dan perilaku orang lain. Jenis dukungan ini membantu individu merasa dirinya berharga, mampu, dan dihargai.
c. Dukungan instrumental
Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung yang dapat berupa jasa, waktu, atau uang. Misalnya pinjaman uang bagi individu atau pemberian pekerjaan saat individu mengalami stres. Dukungan ini membantu individu dalam melaksanakan aktivitasnya.
d. Dukungan informasi
Dukungan informasi mencakup pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk, saran-saran, informasi atau umpan balik. Dukungan ini membantu individu mengatasi masalah dengan cara memperluas wawasan dan pemahaman individu terhadap masalah yang dihadapi. Informasi tersebut diperlukan untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah secara praktis. Dukungan informatif ini juga membantu individu mengambil keputusan karena mencakup mekanisme penyediaan informasi, pemberian nasihat, dan petunjuk.
e. Dukungan jaringan sosial
Dukungan jaringan sosial mencakup perasaan keanggotaan dalam kelompok. Dukungan jaringan sosial
merupakan perasaan keanggotaan dalam suatu kelompok,saling berbagi kesenangan dan aktivitas sosial.

1 comment: