Friday, August 10, 2012

pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi karyawan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi karyawan dilihat penjelasaan para ahli?
Untuk menjelaskan pengaruh oraganisasi terhadap motivasi  karyawan saya menggunakan berberapa pendekatan  teori motivasi dari berberapa ahli,
Menurut Herzberg (1966),motivasi itu ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah penghargaan, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, yang disebut faktor intrinsik.

Berbagai usaha yang dilakukan oleh manusia tentunya untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya Dalam memenuhi kebutuhannya seseorang akan berperilaku sesuai dengan motivasi yang dimiliki dan apa yang mendasari perilakunya.Dan pendorong utama dan pertama bagi seseorang untuk memasuki organisasi tertentu ialah adanya persepsi dan harapannya bahwa dengan memasuki organisasi tertentu itu berbagai kepentingan pribadinya akan terlindungi dan berbagai kebutuhannya akan terpenuhi. Berbagai kebutuhan, kepentingan dan harapan yang dimiliki oleh individu yang bergabung dengan organisasi akan berinteraksi dengan budaya organisasi yang menjadi pedoman bagi anggota organisasi dalam bekerja.

 perilaku individu dalam organisasi merupakan hasil interaksi individu dengan lingkngan organisasi.motivasi merupakan hasil interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Sikap dan perilaku individu yang terbentuk sebagai hasil interaksi antara kebutuhan dan kepentingan individu dengan budaya organisasi ini, dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap kemampuan dari budaya organisasi dalam menjamin terpenuhinya harapan yang dimiliki tersebut pada saat tercapainya tujuan organisasi. Persepsi yang positif dari individu terhadap organisasi akan membentuk perilaku kerja positif, dan sebaliknya.

Berbagai teori motivasi yang ada salah satunya adalah Porter Lawler Model.Persoalan antara kepuasan kerja dan kinerja muncul sejak adanya gerakan hubungan antar manusia atau interaksi Porter Lawler menyatakan bahwa proses kognitif dalam persepsi seseorang  memainkan peran yang sangat penting bahwa hubungan antara kepuasan dan kinerja berhubngan secara langsung terhadap  motivasi seseorang.
 persepsi seseorang sangat berpengaruh pada perilakunya dan perilaku akan sangat berpengaruh pada motivasinya, dan pemberian motivasi hanya akan efektif apabila dalam diri individu yang digerakkan itu terdapat keyakinan bahwa dengan tercapainya tujuan dan berbagai sasaran organisasi maka tujuan pribadipun akan ikut pula tercapai. Perilaku kerja positif adalah perilaku yang mendorong tercapainya tujuan dan sasaran organsasi dengan tingkat efisiensi, efektifitas dan produktifitas yang sangat tinggi antara lain berkat loyalitas, dedikasi, pengarahan, kemampuan, pemanfaatan keterampilan penggunaan sarana dan prasarana secara baik, interaksi positif antara seseorang dengan orang lain, kesediaan membawahkan kepentingan pribadi yang mungkin egosentris kepada kepentingan organisasi sebagai keseluruhan, kesediaan melakukan penyesuaian, persepsi yang tepat mengenai apa yang diinginkan oleh organisasi daripada anggotanya serta menyelesaikan konflik yang mungkin timbul atas dasar kepentingan bersama. Sedangkan perilaku kerja negatif adalah perilaku yang diarahkan kepada kepentingan diri sendiri serta faktor ketidakmampuan menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepadanya”